Materi By: Wahid Biyobe |
Masalah
Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai
dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah
besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah
perkembangan intelektual dan bahasa. Pertumbuhan dan perkembangan
dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan
psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada
tingkat tertentu (Langeveld). Konsep pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung secara interpendensi saling bergantung satu sama lain. Tidak
bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas penggunaannya
(Sunarto, 1999). Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya
pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka
perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M.
Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh
adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung
perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009). Fase perkembangan individu
tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri.
Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi
perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis,
perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.
Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap
struktur dan fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan
keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis
dapat dibedakan menurut dua sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis
umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus
perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan pribadi
manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa.
Aspek–
aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi,
bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan
sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan)
atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil
dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu
selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia
lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan
atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan
melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama
merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu. Untuk efisiensi waktu,
maka penulis membatasi penulisan ini pada perkembangan peserta didik
fase remaja aspek psikoseksual. Masa remaja merupakan segmen kehidupan
yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa
transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat
(Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996). Apabila gagal
dalam tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya.
Maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya remaja akan mengembangkan
perilaku menyimpang (telinquent) melakukan kriminalitas atau menutup
diri (mengisolasi diri) dari masyarakat karena tidak menduduki posisi
yang harmonis dalam masyarakat. Hereditas atau keturunan serta
lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Lebih
spesifik lagi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial teman
sebaya atau teman dalam pergaulan. Faktor utama yang menentukan daya
tarik hubungan interpersonal diantara para remaja pada umumnya adalah
adanya kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat
kepribadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar