Istilah penelitian berasal dari bahasa inggris
yaitu research, artinya mencari kembali. Penelitian adalah semua
kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu
bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang
bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dengan dan menaikan tingkat ilmu
serta teknologi. Penelitian berarti penyelidikan yang terorganisasi untuk
mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima, ataupun mengubah
dalil-dalil dengan adanya aplikasi baru dari dalil-dalil tersebut. Penyelidikan
yang terorganisasi adalah suatu proses pengumpulan yang sistematis dan analisis
yang logis terhadap informasi atau data untuk tujuan tertentu. Penelitian juga
merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang
baru, (Neni dan Rita,2008:hal.1-2).
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
(Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada
penelitian ini peneliti tidak melakukan
kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, peneliti
memungkinkan untuk melakukan hubungan antarvariabel, menguji hipotesis,
mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas
universal (West,1982). Disamping itu, penelitian deskriptif juga merupakan
penelitian, di mana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau
hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka
melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan
dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan
akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para
peneliti karena dua alasan. Pertama,
dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian
dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua,
metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan
yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
Di samping kedua alasan seperti tersebut di atas,
penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya
yang sederhana dan mudah dipahami dengan tanpa memerlukan teknik statistika
yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya, karena
penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih
kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual tentang
perkembangan sekolah, kelompok anak muda, maupun perkembangan individual.
(Sukardi, 2007;hal 157-158).
Qualitative
research adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantitatif lainnya.
Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat,
sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau
hubungan kekerabatan, (Strauss dan Corbin 1997:1).
Bogdan dan Taylor (1992:21-22) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek,
merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari (Rurchan,1992:
21-22).
Sementara itu,
Miles dan Huberman (1994:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah conducted through an intense and or
prolonged contact with a ”field” or life situation. These situations are
typically “banal” or normal ones, reflective of the everyday life individuals,
groups, societies, and organizations. (Basrowi dan Suwandi,2008)
Penelitian dapat
dilakukan dengan bantuan alat pengumpul
data dalam bentuk yang disukai, hal ini tergantung dari kepentingan pengolahan
data nantinya. Di dalam penelitian kadang-kadang dijumpai adanya hipotesa,
mengingat tidak setiap penelitian harus menggunakan hipotesa dan hipotesa itu
sendiri ada tergantung dari sifat penelitiannya.
Timbul anggapan
sementara bahwa penelitian tanpa hipotesa
mengurangi arti ilmiah dari penelitian itu sendiri. Anggapan demikian
sama sekali tidak benar, mengingat bahwa hipotesa adalah kesimpulan
(conclusion) sementara terhadap permasalahan yang akan dilakukan peenelitian.
Jadi adanya hipotesa merupakan:
·
Penggarisan
arah penelitian, agar tidak menimbulkan deviasi arti.
·
Memudahkan
dan membantu peneliti dalam mencari data.
·
Memberikan
tujuan akhir yang harus dibuktikan.
Penelitian dengan hipotesa harus dihindarkan
vested interest dengan memutar balikkan data dengan tujuan agar hipotesa
terbukti, (Subagyo,2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar