1. PENGERTIAN DAN FUNGSI SISTEM OTOT
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Gerak sel dapat terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel- sel, sitoplasma ini merupakan benang- benang halus yang panjang yang disebut myofibril. Jika sel otot mendapat rangsangan maka myofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu (berkontraksi).
Sistem otot terdiri dari beberapa bagian yang saling terpisah yang disebut otot-otot. Sebagian besar otot kita melekat pada kerangka tubuh. Otot dapat mengerut dan dapat juga menegang. Oleh karena itu, susunan otot adalah suatu sistem alat untuk menguasai gerak aktif dan posisi tubuh kita. Pada setiap otot terlihat beberapa empal yang merupakan bagian yang aktif mengerut.
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan
Bagian-bagian otot terdiri dari:
1. Kepala otot (muskulus kaput)
2. Empal otot (muskulus venter)
3. Ekor otot (muskulus kaudal)
Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat disebut tendo, yaitu tempat melekatnya otot pada tulang. Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang disebut origo, dan tempat melekatnya ekor otot dinamakan insersi. Dibagian tengah bentuknya gembung terdiri dari berkas-berkas otot yang merupakan bagian aktif dalam berkontraksi, yaitu muskulus venter.
Fungsi otot, yaitu :
a. Melaksanakan gerakan
Gerakan yang dihasilkan otot pada dasarnya ada dua, yaitu gerakan tubuh yang mudah diamati dan gerakan tubuh yang tidak mudah diamati.
Untuk memahami bagaimana otot menggabungkan dengan kerangka dalam memberikan gerak kita harus melihat mekanisme dasar dari gerakan. Kerangka utama tubuh ditutupi oleh otot , yang berfungsi untuk memungkinkan gerakan. Kita tahu bahwa untuk memindahkan atau mengangkat beban terhadap kekuatan lain, lebih mudah untuk menggunakan pengungkit , dan inilah prinsip yang mengadopsi sistem muskuloskeletal dan yang kita harus memeriksa.
Bagian komponen yang digunakan dalam tuas adalah sebagai berikut:
i. Lever - hampir selalu tulang
ii. Titik tumpu - poros titik tuas, yang biasanya sendi
iii. Angkatan otot - kekuatan yang menarik ujung berlawanan dari otot bersama-sama
iv. Angkatan resistif - gaya yang dihasilkan oleh faktor luar tubuh (misalnya gravitasi, dll gesekan) yang bertindak melawan kekuatan otot
v. Torsi - sejauh mana memaksa cenderung untuk memutar objek tentang titik tumpu yang ditentukan
Ada berbagai jenis tuas tergantung pada posisi titik tumpu, usaha dan kekuatan resistif.
i. Tuas Kelas Pertama: kekuatan otot dan kekuatan resistif adalah pada sisi yang berbeda dari, misalnya titik tumpu kepala istirahat pada kolom vertebralis. Sebagai kepala terangkat, bagian wajah tengkorak adalah perlawanan, titik tumpu antara tulang atlas dan oksipital, dan usaha adalah kontraksi otot-otot punggung.
ii. Tuas Kelas Kedua: kekuatan otot dan bertindak gaya resistif pada sisi yang sama dari titik tumpu, dengan kekuatan otot yang bekerja melalui tingkat lebih lama dari bahwa melalui tindakan-tindakan kekuatan resistif - misalnya mengangkat tubuh ke atas jari-jari kaki. Tubuh adalah resistensi, bola kaki adalah titik tumpu, dan usaha adalah kontraksi dari otot betis.
iii. Tuas Kelas Ketiga: kekuatan otot dan bertindak gaya resistif pada sisi yang sama dari titik tumpu, dengan kekuatan otot bertindak melalui tuas lebih pendek dari bahwa melalui tindakan-tindakan kekuatan resistif - adduksi misalnya paha. Berat paha adalah perlawanan, sendi pinggul adalah titik tumpu, dan kontraksi dari otot adduktor adalah usaha.
Sebagian besar anggota badan dari tubuh manusia yang diartikulasikan oleh tuas kelas ketiga.
b. Menjaga postur tubuh
Otot juga menjaga postur dan posisi tubuh. Reseptor sensorik di otot memantau ketegangan dan panjang otot dan menyediakan sistem saraf dengan informasi penting tentang posisi bagian tubuh, sehingga memungkinkan postur harus dipertahankan. Otot tidak pernah benar-benar beristirahat, juga tidak benar-benar memiliki untuk memperpendek panjang ketika mereka kontrak. Ketegangan atau nada diproduksi sebagai hasil dari kontraksi antara kelompok yang berlawanan berbagai otot membantu kita tetap berada dalam posisi statis, bahkan ketika kita tertidur.
Kontraksi dan relaksasi otot- oot rangka menjaga tubuh dalam posisi tetapa tegak pada saat berdiri maupun duduk
c. Menghasilkan panas
Kontraksi otot dapat menghasilkan panas unutk memelihara suhu tubuh, contoh pada saat kedinginan, tubuh kita akan menggigil yang merupakan kontraksi otot unutk menghasilkan panas.
Kontraksi otot menghasilkan panas dan sebanyak 70% dari panas tubuh yang dihasilkan oleh energi yang diproduksi dalam jaringan otot. Darah merupakan elemen penting dalam kontrol suhu selama latihan, mengambil panas dari inti tubuh dan otot bekerja dan mengarahkan ke kulit ketika tubuh terlalu panas. Ketika panas internal tubuh mencapai tingkat thermoreceptors terlalu rendah di relay kulit pesan ke hipotalamus di otak. Dalam menanggapi sinyal ini, kontrak otot rangka dan bersantai secara spontan (menggigil) meningkatkan aktivitas otot untuk menghasilkan panas. Pada gilirannya, otot juga responsif terhadap panas eksterior - udara dingin meningkatkan otot, dan kondisi panas memiliki efek relaksasi pada otot
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
2. PEMBAGIAN OTOT PADA TUBUH MANUSIA
a. Menurut bentuk dan serabutnya, otot dapat dibagi dua yaitu otot serabut sejajar atau benuk kumparan, otoT bentuk kipas. Otot bersirip dan otot melingkar/ sfinter
b. Menurut jumlah kepalanya, yaitu otot berkepala dua (bisep), otot berkepala tiga (trisep), dan otot berkepala empat (quadrisep)
c. Menurut letaknya, otot- otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :
i. Otot bagian kepala
ii. Otot bagian leher
iii. Otot bagian dada
iv. Otot bagian perut
v. Otot bagian punggung
vi. Otot bagian bahu dan lengan
vii. Otot panggul
viii. Otot anggota gerak bawah
d. Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :
i. Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
ii. Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
e. Berdasarkan struktur selnya dibedakan menjadi :
i. Otot Polos/Licin
• Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong dengan kedua ujung meruncing.
• Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.
• Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
• Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
• Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan rangka.
ii. Otot Lurik/Serat Lintang/Rangka
• Memiliki bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.
• Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.
• Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang pada struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak seragam/tidak sama tebalnya pad permukaan sel otot.
• Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.
• Sel otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.
iii. Otot Jantung/myocardium
• Memiliki bentuksel yang memanjang seperti serabut/filament yang bercabang. Percabangan sel otot jantung disebut dengan Sinsitium.
• Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah.
• Pergerakan sel otot ini tanpa disadari/diluar kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah lamat, teratur dan tidak mudah lelah.
• Sel otot ini hanya dijumpai pada organ jantung
f. Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :
i. Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah. Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda
Ex :
• Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk menelungkup.
• Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.
ii. Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah. Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Macamnya :
• Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).
• Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).
• Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
• Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).
anterior
posterior
3. MACAM-MACAM OTOT PADA TUBUH MANUSIA
a. Otot bagian kepala
1) Otot pundak kepala (musculus oksipiti frontalis), sebagian besar membentuk galea aponeurika. Dibagi menjadi dua :
• Muskulus frontalis; berfungsi mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
• Muskulus oksipitalis; menarik kulit ke belakang
2) Otot wajah
• M. Rektus Okuli/ otot bola mata sebanyak 4 buah;
• M. Oblikus Okuli/ otot bola mata sebanyak 2 buah; memutar mata
• M. Orbikularis Okuli/ otot lingkar mata; sebagai penutup mata
• M. Levator Palpebra Superior, terdapat pada kelopak mata; menarik, mengangkat, kelopak mata atas
3) Otot mulut dan pipi
• M. Triangularis dan M. Orbikularis/ otot sudut mata; menarik sudut mulut kebawah
• M. Quadratus Labii Superior/ otot bibir atas
• M. Quadratus Labii Inferior, terdapat pada dagu, lanjutan otot leher; menarik bibir kebawah dan membentuk mimik muka kebawah
• M. Buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut; menahan makanan waktu mengunyah
• M. Zigomatikus/ otot pipi; mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum
4) Otot pengunyah, bekerja pada waktu mengunyah
• M. Maseter; mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
• M. Temporalis; menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
• M. Pterigoid internus dan eksternus; menarik rahang bawah ke depan
5) Otot lidah
• M. Genioglosus; mendorong lidah ke depan
• M. Stiloglosus; menarik lidah ke atas dan ke belakang
Otot yang menggerakkan lidah
b. Otot bagian leher
1) M. Platisma, terdapat disamping leher menutupi sampai bagian dada; menekan mandibula, menarik bibir kebawah dan mengerutkan kuli bibir
2) M. Sterno Kleidomastoid, disamping kiri kanan leher; menarik kepala ke samping, ke kiri, ke kanan, memutar kepala,
3) M. Longisimus Kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis
Otot leher anterior
c. Otot bagian dada
1) M. Pectoralis Mayor/ otot dada besar
2) M. Pectoralis Minor/ otot dada kecil
3) M. Subklavikula/ otot bawah selangka
4) M. Seratus Anterior/ otot gergaji depan
5) Otot dada sejati, yaitu otot- otot sela iga luar dan otot- otot sela iga dalam
i. M. Interkostalis Eksternal dan Internal/ otot- otot antara tulang iga
ii. M. Diafragmatikus
d. Otot bagian perut
1) M. Abdominis Internal/ otot dinidng perut. Garis ditengah dinding perut dinamakan linea alba, otot sebelah luar/ muskulus abdominis eksterna. Otot yang dinamakan aponeurosis, membentuk kandung otot yang terdapat disebelah kiri dan kanan linea alba
2) Lapisan sebelah luar sekali dibentuk oleh M. Obliqus Eksternus Abdominis/ otot miring luar
3) Lapisan kedua dibawah otot dibentuk oleh otot perut dalam/ Muskulus Oblique Internus Abdominis. Serabut menuju miring keatas dan ketengah
4) M. Transversus Abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke costa III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya melintang dibungkus oleh M. Rektus Abdominis dan otot vagina.
5) Pandangan depan dinding abdomen. Otot yang masuk kedalam formasi bagian bawah dinding perut atau dinding abdominal posterior. Terdiri dari :
i. M. Psoas terdapat dibelakang difragma bagian bawah mediastinum
ii. M. Iliakus terdpat pada sisi tulang ilium
e. Otot bagian punggung
1) Otot yang ikut mengerakkan lengan
• Trapezius/ otot kerudung
• M. Latisimus Dorsi/otot punggung lebar
• M. Rhomboid/ otot belah ketupat
2) Otot antara ruas tulang belakanh dan iga
• M. Seratus Posterior Inferior/ otot gergaji belakang bawah
• M. Seratus Posterior Superior/ otot gergaji belakang atas
3) Otot punggung sejati
• M. Inter Spinalis Transversi dan M. Semispinalis
• M. Sakro Spinalis/ M. Erekto Spina
• M. Quadratus Lumborum
f. Otot bagian bahu dan lengan
1) Otot bahu
Hanya terdiri dari sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar
• M. Deltoid/ otot segitiga
• M. Subskapularis/otot depan tulang belikat
• M. Supraspinatus/ otot atas balung tulang belikat
• M. Infraspinatus/ otot bawah balung tulang belikat
• M. Teres Mayor/ otot lengan bulat besar
• M. Teres Minor/ otot lengan belikat kecil
2) Otot- otot pangkal lengan atas
i. Otot- otot ketul/ fleksor
• M. Biseps Braki/ otot lengan berkepala dua
• M. Brakialis/ otot lengan dalam
• M. Karako Brakialis
ii. Otot- otot kedang/ ekstensor
Tersusun oleh otot lengan berkepala tiga/M. Trisep Braki
3) Otot lengan bawah
i. Otot- otot kadang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendi- sendi tangan dan sendi- sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta
• M. Ekstensor Karpi Radialis Longus
• M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis
• M. Ekstensor Karpi Ulnaris
• Digotinum Karpi Radialis
• M. Ekstensor Policis Longus
ii. Otot- otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan
Otot- otot disebelah telapak tangan. Terdiri dari 4 lapis. Lapis yang 2 disebelah luar berpangkal ditulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang pertama terdapat otot- otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan tulang pengupil sendi dipergelangan. Lapis yang keempat ialah otot- otot untuk sendi- sendi antara tulang hasta dan tulang pengupil. Diantara otot- otot tersebut adalah
• M. Pronator Teres/ otot silang hasta bulat
• Otot- otot ketul untuk tangan dan jari tangan: M.Palmaris Ulnaris, M.Palmaris Longus, M.Fleksor Karpi Radialis, M. Fleksor Digitor Submilis, M.Fleksor Digitorum Profundus, M. Fleksor Policis Longus dan M. Spinator Brevis
iii. Otot- otot disebelah tulang pengupil
iv. Otot- otot disebelah punggung atas
4) Otot tangan. Ditangan terdapat otot- otot tangan pendek yang terdapat dianatara tulang- tulang tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan/ thenar dan anak jantung tangan/ hipothenar.
g. Otot panggul
Otot ini berasal dari tulang panggul/ kolumna vertebralis menuju kepangkal paha.
1) Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat :
• M. Psoas Mayor
• M. Iliakus
• M. Psoas Minor
2) Sebelah belakang bagian luar terdapat :
• M. Gluteus Maksimus
• M. Gluteus Meidus dan Minimus
h. Otot anggota gerak bawah
Otot- otot tungkai atas/otot pada paha, mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas tiga golongan :
1) Otot abduktor
• M. Abduktor Maldanus sebelah dalam
• M. Abduktor Bervis sebelah tengah
• M. Abduktor Longus sebelah luar
Ketiga otot ini bersatu yang disebut M. Abduktor Femoralis
2) M. Ekstensor/ Qudrisep Femoris
• M. Rektus Femoris
• M. Vastus Lateralis Eksternal
• M. Vastus Medialis Internal
• M. Vastus Inter Madial
3) M. Fleksor Femoris
• Bisep Femoris
• M. Semi Membranosus
• M. Semi Tendinosus
• M. Sartorius/ otot penjahit
Otot tungkai bawah, terdiri dari :
1) M. Tibialis Anterior/ otot tulang kering depan
2) M. Ekstensor Talangus Longus
3) Otot Kejang jempol
Otot tungkai bawah, terdiri dari :
1) Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior
2) Muskulus ekstensor talangus longus
3) Otot kedang jempol
4) Urat akiles (tendo achilles)
Terdapat di :
i. Berpangkal pada kondilus tulang kering
ii. Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha
5) Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus)
6) Otot tulang betis belakang (muskulus tibia posterior)
7) Otot kedang jari bersama
Otot-otot yang lain antara lain :
1) Otot ketul
2) Otot penengah empu kaki, telapak ditelapak kaki
3) Otot penepsi, terletak di sebelah punggung kaki
4. MEKANISME PERGERAKAN OTOT
Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan berkontraksi. Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan insersio.
a. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
b. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat otot berkontraksi disebut insersio.
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin. Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi melainkan akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi, disebut tetanus
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi
Mekanisme kontraksi otot secara umum mulai dari timbul dan berakhirnya kontraksi adalah sebagai berikut :
1. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
2. Setiap ujung seraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.
3. Astilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6. Potensial aksi kana menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoslema melepas sejumlah ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi
Bagan/skema mekanisme cara kerja otot.
Kontraksi
Impuls sel otot ujung saraf asetilkolin sel otot
membebaskan ion Ca 2+ protein aktin + myosin aktomiosin
serabut otot memendek kontraksi.
Relaksasi
Impuls plasma sel otot menyerap Ca 2+ aktomiosin
aktin + myosin serabut otot memanjang relaksasi.
Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi. Energienergi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.
Pemecahan zat-zat akan menghasilkan energi untuk kontraksi otot berlangsung dalam keadaan anaerob sehingga fase kontraksi disebut juga fase anaerob. Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen yang tidak larut. Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat) dan diubah menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O. Perhatikan skema di bawah.
Secara singkat proses penguraian glikogen sebagai berikut. Proses penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam keadaan relaksasi. Pada saat relaksasi diperlukan oksigen sehingga disebut fase aerob.
Asam laktat atau asam susu merupakan hasil samping penguraian laktasidogen. Penimbunan asam laktat di dalam otot dapat mengakibatkan pegal dan linu atau menyebabkan kelelahan otot. Penguraian asam laktat memerlukan banyak oksigen
5. KELAINAN DAN GANGGUAN YANG TERJADI PADA SISTEM OTOT MANUSIA
a. Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk mempertahankan tenaga yang diperlukan atau yang diharapkan. Walaupun telah banyak dilakukan penelitian terhadap kelelahan otot, namun tidak satupun dari hasil penelitian itu yang secara pesti menemukan letak dan penyebab kelelahan. Pembahasan ini akan dimulai dari pengaruh distribusi tipe serabut otot terhadap kelelahan dan kemudian akan dilanjutkan kepada kemungkinan letak dan penyebab kelelahan otot.
Pengaruh Distribusi Serabut Otot
Telah kita ketahui bahwa serabut-serabut otot FT lebih mudah lelah daripada seabut-serabut otot ST. Pada manusia satu diantara sekian banyak dimana informasi kelelahan otot dapat dicapai dengan pencatatan menurunnya puncak tegangan pada kelompok otot setelah melakukan sejumlah ulangan kontraksi yang cepat. Munurunnya puncak tegangan otot, dapat diambil sebagai ukuran dari kelelahan.
Kemungkinan Arti-arti Kelelahan
Definisi
1) lemahnya untuk kerja intelektual (intelectual performance)
2) lemahnya untuk kerja motorik
3) meningkatnya aktifitas EMG (electromyography) didalam suatu kerja
4) rendahnya frekuensi power spectrum EMG
5) kegagalan menghasilkan tenaga (force)
Kemungkinan Letak dan Penyebab Kelelahan Otot
Didalam tubuh, otot atau sekelompok otot dapat mengalami kelelahan, Karena kegagalan salah satu atau keseluruhan dari perbedaan mekanisme neuromuskuler yang terlibat didalam kontraksi otot. Kegagalan otot untuk berkontraksi secara sadar dapat terjadi karena:
Syaraf motor menyarafi serabut-serabut otot didalam kesatuan motor untuk mengirimkan rangsangan-rangsangan persyarafan (nervous impulses). Persimpangan neuromuskulur (neuromuscular junction) memancarkan-memancarkan rangsangan persyarafan dari saraf motor keserabut-serabut otot.
b. Atropis otot
Atrophia terjadi karena tidak digunakannya atau kurangnya latihan fisik. Pada kebanyakan orang, atrofi otot disebabkan oleh tidak menggunakan otot secara cukup. Orang yang berpindah-pindah pekerjaan, kondisi medis yang membatasi gerakan mereka, atau penurunan tingkat aktivitas dapat mengalami gangguan ini.
Selain itu, orang yang terbaring di tempat tidur orang falam jangka waktu tertentu dapat mengalami penurunan kekuatan otot. Demikian juga dengan para astronot yang jauh dari gravitasi bumi dapat mengalami gangguan ini.
c. Distrofi otot
Distrofi otot : semakin melemah atau menghilangnya koordinasi otot-tot karena tidak adanya satu protein otot penting yang disebut distrofin.
Distrofi otot atau Muscular dystrophy (MD) adalahpenyakit otot turunan di mana serat-serat otot sangat rentan rusak. Otot, terutama otot-otot sukarela, menjadi semakin lemah. Pada tahap akhir distrofi otot, lemak dan jaringan ikat sering menggantikan serat otot. Beberapa jenis distrofi otot mempengaruhi otot-otot jantung, otot tak sadar dan organ lainnya.
Gejala
Tanda dan gejala bervariasi sesuai dengan jenis distrofi otot. Secara umum, gejala distrofi otot antara lain: kelemahan otot, kelumpuhan, menghasilkan fiksasi (kontraktur) otot di sekitar sendi dan minimnya mobilitas.
Banyak tanda-tanda dan gejala spesifik yang bervariasi dari antara jenis-jenis MD. Setiap jenis MD berbeda di masa awal terjangkiti, gejala muncul pada daerah yang mengalami distrofi otot.
d. Polio
Penyakit ini disebabkan oleh inveksi virus pada saraf yang mengendalikan otot rangka. Akibatnya, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan bagi penderitanya. Namun, kamu tidak perlu khawatir karena sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio saat balita. Keadaan orang yang menderita polio dapat di lihat dari gambar berikut.
e. Hipotrofit Otot
Hipotrofit otot adalah suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan tampak kuat disebabkan karena aktivitas otot yang berlebihan yang umumnya karena kerja dan olahraga berlebih
f. Hernis Abdominal
Hernis abdominal adalah kelainan pada dinding otot perut yang mengakibatkan penyakit hernia atau turun berok, yaitu penurunan usus yang masuk ke dalam rongga perut.
g. Kaku leher
Kaku leher disebabkan oleh posisi tidur yang salah atau serangan angin dingin pada tengkuk yang menyebabkan sirkulasi Qi pada meridian setempat.
Leher kaku/nyeri bisa juga disebabkan aliran yang kurang lancar di sekitar leher, maupun adanya darah yang tersumbat atau penyempitan aliran darah sehingga membuat nyeri leher. Jika keadaan tersebut dibiarkan terus menerus akan menyebabkan demam, sakit kepala, mengantuk dan perasaan mual/muntah. Keracunan makanan juga bisa menyebabkan sakit kepala hingga menjalar ke sakit leher.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Bahan belajar materi pokok. http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=244&uniq=all. (Diunduh 8 September 2011)
Anonim. Jenis dan macam gangguan pada otot manusia. http://organisasi.org/jenis-dan-macam-gangguan-pada-otot-manusia-orang-pendidikan-kesehatan-masyarakat-online. (Diunduh 8 September 2011)
Syaiffudin, Drs . 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC